• ELEKTRON
Elektron pertama kali ditemukan oleh J.J. Thomson di Laboratorium Cavendish, Universitas
Penjelasan mengenai elektron dibahas di mekanika kuantum dengan
Persamaan Dirac. Dalam Model Standarnya, elektron membentuk suatu
doublet dalam SU(2) dengan neutrino elektron, karena ia berinteraksi
lewat interaksi lemah. Elektron memiliki dua rekan massive lagi, yang
muatannya sama namun berbeda massanya.
Jika elektron bergerak, lepas bebas dari pengaruh inti atom, serta
terdapat suatu aliran (net flow), aliran ini dikenal sebagai arus
listrik. Ini dapat dibayangkan sebagai serombongan domba yang bergerak
bersama-sama ke utara namun tanpa diikuti oleh penggembalanya. Muatan
listrik dapat diukur secara langsung menggunakan elektrometer. Arus
listrik dapat diukur secara langsung menggunakan galvanometer.
Sekitar periode 1870-an, Ahli kimia dan fisika Inggris, Sir William
Crookes membuat tabung sinar katoda pertama untuk menghasilkan ruang
hampa udara bertekanan tinggi didalamnya.[2] Dia kemudian menunjukkan
bahwa sinar luminescence yang muncul dalam tabung membawa energi dan
bergerak dari katoda ke anoda. Lebih jauh, dengan menerapkan sebuah
medan magnet, dia dapat mengalihkan sinar tersebut, sehingga hal ini
dapat memperagakan bahwa cahaya dapat dikendalikan dengan sinar
negatif.[3][4] . Pada tahun 1879, dia mengusulkan hal ini dapat
dijelaskan secara logika dengan apa yang dia sebut sebagai persamaan
‘radiant matter’. Dia menyarankan bahwa pada keadaan seperti ini, bagian
cahaya ini akan mengandung molekul negatif yang dapat diarahkan dengan
kecepatan tinggi dengan menggunakan katoda.
• PROTON
Pada tahun 1886, sebelum hakikat sInar katode di temukan,
Goldstein melakukan percobaan dengan tabung sinar katode dan menemukan
fakta berikut “ Apabila katode tidak berlubang, ternyata gas di belakang
katode tetap gelap. Namun, bila pada katode di beri lubang, maka gas di
belakang katode menjadi berpijar”. Hal ini menunjukan
Anode (+)
Sinar Katode Sinar terusan
Katode (-)
lIIIIIIII
Tegangan tinggi
adanya radiasi yang berasal dari anode, yang menerobos lubang pada
katode dan memijarkan gas di belakang katode itu. Radiasi itu disebut
sinar atau sinar positif atau sinar terusan. Hasil percobaan menunjukan
bahwa sinar terusan merupakan radiasi partikel (dapat memutar kincir)
yang bermuatan positif (dalam medan listrik di belokkan ke kutub
negatif).
Partikel sinar tersusun ternyata bergantung pada jenis gas dalam tabung.
Artinya jika gas dalam tabung diganti, ternyata dihasilkan partikel
sinar terusan dengan ukuran yang berbeda. Partikel sinar tersusun
terkecil diperoleh dari gas hydrogen. Partikel ini kemudian disebut
proton.
Muatan 1 proton = 1.6 × 10-19 C
Massa 1 proton = 1.6726231 × 10-24 gram = 1 sma
Kemudian pada tahun 1919,Rutherford menemukan proton terbentuk ketika
partikel alfa ditembakan pada inti atom nitrogen. Hal ini membuktikan
bahwa inti atom terdiri atas proton sebagaimana diduga oleh Goldstein.
• NEUTRON
Neutron ditemukan oleh James Chadwick pada tahun 1932, tapi
keberadaanya telah diduga oleh Aston sejak tahun 1919. Pada tahun itu,
Aston menemukan spectrometer massa yaitu alat yang dapat digunakan untuk
menentukan massa atom atau molekul. Dengan alat itu, Aston menemukan
bahwa atom-atom dari unsure yang sama dapat mempunyai massa yang
berbeda. Fenomena ini di sebut isotip. Juga ditemukan bahwa massa suatu
atom ternyata tidak sama dengan jumlah protonnya banyak atom yang
massanya sekitar 2x massa protonnya. Berdasarkan kedua fakta tersebut,
Aston menduga keberadaan partikel netral dalam atom yang jumlahnya dapat
berbeda meskipun unsurnya sama.
Selanjutnya pada tahun 1930, W. Bothe dan H. Becker menembaki inti atom
berlium dengan partikel alfa dan menemukan suatu radiasi partikel yang
mempunyai daya tembus tinggi. Pada tahun 1932, James Chadwick
membuktikan bahwa radiasi tersebut terdiri atas partikel netral yang
massanya hamper sama dengan massa proton. Oleh karena netral, partikel
itu dinamai neutron. Percobaan lebih lanjut membuktikan bahwa neutron
juga merupakan partikel dasar penyusun inti atom.
Massa 1 neutron = 1.6749 × 10-24 gram = 1 sma
Neutron tidak bermuatan (netral).
Sudah Sampai Disini Dlu Yah.. :D
Thanks.. :)
No comments:
Terimakasih telah memberikan komentar yang sesuai dengan artikel dan komentar anda sangatlah membantu.